Semua orang
ingin mendekatkan dirinya kepada Tuhan, untuk mohon perlindungan. Perasaan diri
dekat dengan Tuhan dapat menyebabkan seseorang merasa tenang dan damai, karena
ia yakin bahwa Tuhan akan melindungi dirinya dari malapetaka, ibarat seorang
anak akan merasa dirinya aman dan damai jika ia berada dipangkuan orangtuanya,
karena ia merasa dilindungi.
Disamping itu
orang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan akan member pengaruh kesucian pada
dirinya, karena Tuhan bersifat mahasuci. Seperti halnya sebatang besi yang
didekatkan dengan besi magnet maka besi itupun akan menjadi magnit pula. Ada
banyak cara orang mendekatkan diri dengan Tuhan salah satunya adalah dengan
melakukan puja Tri Sandhya.
Puja Tri Sandhya merupakan ibu mantra dan
intisari dari seluruh mantra-mantra Weda yang mampu membawa umat manusia menuju
ke arah kehidupan yang harmonis (mokṣa). Mantra Puja Tri Sandhya merupakan
media yang paling sesuai digunakan pada zaman Kali, di mana manusia dalam waktu
hidup yang singkat harus berlomba dengan waktu demi memenuhi kebutuhan
jasmaninya sehingga manusia tak punya banyak waktu untuk memenuhi kebutuhan
rohani seperti yang dilakukan oleh Mahārṣi terdahulu sebagai contoh melakukan
tapa yang cukup lama. Dalam sastra suci Weda disebutkan bahwa melakukan ‘Japa’
atau menyebut nama suci Tuhan berulang-ulang merupakan salah satu cara yang
paling baik untuk meningkatkan spritualitas seseorang di zaman Kali ini dan
dengan melakukan puja Tri Sandhya berarti Japa-pun
sudah kita lakukan.
Mantra Puja Tri Sandhya merupakan intisari dari seluruh
mantra-mantra suci Weda, hal ini dikarenakan mantra Puja Tri Sandhya
telah mencakup segala jenis aspek dan pujian kepada Brahman atau Tuhan
Yang Maha Esa dan di antaranya;
1. Dengan
melakukan Puja Tri Sandhya berarti kita telah melakukan Japa,
karena kita telah mengucapkan mantra suci ‘Om’ dalam setiap baitnya yang
berarti kita telah menyebut akṣara suci Tuhan secara berulang. Dimana
kata ‘Om’ memiliki arti ‘Brahman’.
2. Dengan
melakukan Puja Tri Sandhya berarti kita telah mengakui dan memuji
Keagungan Tuhan dalam bentuk pengucapan ‘mantra Gayatri’ yang
terletak pada bait pertama. ‘Gayatri mantra’ adalah mantra yang paling
mulia di antara semua mantra. Ia adalah ibu mantra, dinyanyikan oleh semua
orang beragama Hindu waktu sembahyang. Mantra ini paling mulia karena :
“Suatu sebab mengapa gayatri dipandang dan yang mewakili segala di dalam
Veda ialah karena ia adalah doa untuk daya kekuatan yang dapat dimiliki orang
ialah: “dhi” yaitu kecerdasan yang tinggi yang memberikan padanya pengetahuan,
materi dan kemampuan mengatasi hal-hal keduniawian. Sebagai halnya mata bagi
badan, demikian “dhi” atau kecerdasan untuk pikiran.”
Bait ke-1 bersumber dari Reg Veda
III. 62. 10 :
Om om om
Oṁ bhūr bhuvaḥ svaḥ
tat savitur vareṇyaṁ
bhargo devasya dhīmahi
dhiyo yo naḥ pracodayāt
Terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang
Hyang Widhi yang menguasai bumi, langit dan sorga, semoga Sang Hyang Widhi
menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kami.
Dengan mengucapkan mantra ini berarti kita telah mengakui keagungan Tuhan
yang telah memberi manusia kecerdasan dan pengetahuan yang menjadikan manusia
sebagai makhluk yang paling beruntung,
3. Dengan
melakukan Puja Tri Sandhya berarti kita telah mengakui ‘Tuhan hanya satu
dan merupakan sumber dari segalanya’ dan beliau disebut ‘Narayana’.
Hal ini tercantum dalam bait kedua.
Bait ke-2 bersumber dari Narayana
Upanisad :
Oṁ nārāyaṇa evedaṁ sarvaṁ
yad bhūtaṁ yac ca bhavyam
niṣkalaṅko nirañjano nirvikalpo
nirākhyātaḥ śuddho devo eko
nārāyaṇaḥ na dvitīyo ‘sti kaścit
Terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, semua yang ada berasal dari Sang Hyang Widhi baik yang
telah ada maupun yang akan ada, Sang Hyang Widhi bersifat gaib tidak ternoda
tidak terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan, suci, Sang Hyang Widhi
Maha Esa, tidak ada yang kedua.
Mantra ini adalah salah satu dari suatu rangkaian mantra yang panjang
disebut Catur Veda Sirah (Empat Veda Kepala). Catur Veda Sirah
ini adalah salinan Nārāyaṇa Upaniṣad, sebuah Upaniṣad kecil. Di sini dinyatakan
bahwa Tuhan adalah segalanya yang luput dari segala noda.
4. Dengan
melakukan Puja Tri Sandhya berarti kita telah mengakui bahwa Tuhan
itu Maha Kuasa dan memiliki banyak manifestasi atau nama (visvarupam).
Hal ini tercantum dalam bait ketiga.
Bait ke-3 bersumber dari Siva Stava
:
Oṁ tvaṁ śivaḥ tvaṁ mahādevaḥ
īśvaraḥ parameśvaraḥ
brahmā viṣṇuśca rudraśca
puruṣaḥ parikīrtitāḥ
Terjemahan
Om Sang Hyang Widhi, Engkau disebut Siwa yang menganugrahkan kerahayuan,
Mahadewa (dewata tertinggi), Iswara (mahakuasa). Parameswara (sebagai maha raja
diraja), Brahma (pencipta alam semesta dan segala isinya), Visnu (pemelihara
alam semesta beserta isinya), Rudra (yang sangat menakutkan) dan sebagai Purusa
(kesadaran agung).
Aspek yang berikutnya,
5. Dengan
melakukan Puja Tri Sandhya kita telah mengakui kesalahan dan dosa yang
telah kita perbuat. Sehingga pada bait ini kita memohon perlindungan
diri kepada Tuhan dan memohon kesucian jiwa dan raga. Adapun bunyi bait keempat
dari mantra Puja Tri Sandhya sebagai berikut.
Bait ke-4 bersumber dari Ksama maha
deva stuti :
Oṁ pāpo ‘haṁ pāpakarmāhaṁ
pāpātmā pāpasaṁbhavaḥ
trāhi māṁ puṇḍarīkākṣaḥ
sabāhyā bhyantaraḥ ‘śuciḥ
Terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, hamba ini papa, perbuatan hambapun papa, kelahiran
hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Widhi yang bermata
indah bagaikan bunga teratai, sucikan jiwa dan raga hamba.
Pemuja mengatakan dirinya serba hina serba kurang serba lemah. Hina
kerjanya, hina diri pribadinya, hina lahirnya. Karena itu ia mohon kepada Tuhan
untuk dilindungi dan dibersihkan dari segala noda. Tuhanlah pelindung tertinggi
dan Tuhanlah melimpahkan kesucian untuk dia yang setia mengamalkan ajaran-Nya.
Dalam mantra ini pemuja mengatakan pengakuannya bahwa ia adalah mahluk yang
lemah.
6. Dengan
melakukan Puja Tri Sandhya berarti kita telah memohon pengampunan dosa kepada
Tuhan. Dalam bait ini kita telah mengakui bahwa Tuhan adalah Maha
Pelindung dan Penyelamat yang akan mengampuni seluruh dosa dalam wujud
Beliau sebagai Sadā Śiwa. Adapun bunyi dari bait ke-lima sebagai berikut.
Bait ke-5 bersumber dari Ksama maha
deva stuti :
Oṁ kṣamasva maṁ mahādevaḥ
sarva prāṇi hitaṅkaraḥ
maṁ moca sarva pāpebhyaḥ
Pālayasva sadāśiva
Terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, ampunilah hamba, Sang Hyang Widhi yang maha agung
anugrahkan kesejahteraan kepada semua makhluk. Bebaskanlah hamba dari segala
dosa lindungilah hamba Om Sang hyang Widhi.
Dalam mantram ini pemuja mengatakan pengakuannya bahwa ia adalah mahluk
yang lemah.
7. Dengan
melakukan Puja Tri Sandhya berarti kita telah memohon pengampunan dosa kepada
Tuhan. Kita telah menyadari dan mengakui segala jenis dosa yang telah kita
perbuat, baik dosa perbuatan, perkataan, dan pikiran. Berikut ini adalah mantra
dari bait ke-enam Puja Tri Sandhya.
Bait ke-6 bersumber dari Ksama maha
deva stuti :
Oṁ kṣantavyaḥ kāyiko doṣaḥ
kṣantavyo vāciko mama
kṣantavyo mānaso doṣaḥ
tat pramādāt kṣamasva mām
Terjemahan:
Om Sang Hyang Widhi, ampunilah dosa yang dilakukan oleh badan hamba,
ampunilah dosa yang keluar melalui kata kata hamba, ampunilah dosa pikiran
hamba, ampunilah hamba dari kelalaian hamba.
Dalam bait ini disebutkan, apa saja dosa anggota badan, apa saja dosa
kata-kata dan apa saja dosa pikiran, pemuja memohon kepada Tuhan untuk
diampuni. Manusia tidak dapat bebas dari dosa karena ia diselubungi oleh khilaf
dan lalai. Bila seseorang dapat membersihkan diri dengan amal kebajikan maka
kabut kekhilafan yang menyelubungi sang diri akan menipis dan akan memancarkan
cahaya kesucian dari sang diri yang mengantar seseorang ke alam kesadaran. Atas
dasar ini kelepasan akan lebih mudah diperoleh. Akhirnya setelah mengucapkan
mantra terakhir dari Puja Tri Sandhya pada bait ke-enam, pemuja lalu
mengucapkan mantra penutup, yang bertujuan untuk memperoleh kedamain (keharmonisan)
setelah mengucapkan keenam bait yang ada dengan penuh keyakinan dan
konsentrasi. Mantra penutup itu berbunyi:
Oṁ Śāntiḥ, Śāntiḥ, Śāntiḥ, Oṁ.
Terjemahan :
Om Sang Hyang Widhi anugrahkanlah kedamaian (damai di hati), kedamaian
(damai di dunia), kedamaian selalu.
Dari penjabaran tentang mantra Puja Tri Sandhya di atas dapat disimpulkan
bahwa, mantram Tri Sandhya merupakan ibu mantra intisari Weda. Karena dalam
mantra ini terdapat mantra Gayatri dan mencakup seluruh aspek. Mulai dari
memuji ke-Agungan Tuhan, mengakui bahwa Tuhan hanya satu, mengakui banyak
manifestai Tuhan, pengakuan akan dosa yang telah kita lakukan, Memohon
perlindungan Tuhan dan mempercayai bahwa Tuhan adalah pengampun seluruh dosa,
dan lain-lain.
Daftar Pustaka:
Sura, I Gede dan Sindhu, Ida Bagus Kade. 1992. Ajaran KeTuhanan dan Sembahyang dalam Agama Hindu. Kungkungan
Wiana, I Ketut. 1987. Arti dan Fungsi
Sarana Persembahyangan. Jakarta: Yayasan Wisma Karma Jakarta